Berlibur dan Berenang di Danau, Wanita ini Meninggal Karena Infeksi Otak
Tidak ada yang menyangka kalau berenang di danau bisa menyebabkan infeksi otak yang berujung kematian. So, tetap waspada dalam menjaga kebersihan dan kesehatan ya, ladies.
Meski kadang terasa agak berlebihan, namun rupanya menjaga kebersihan diri itu penting agar kita tetap bisa hidup sehat dan bugar. Banyak wanita yang jijik dengan sesuatu yang kotor karena sering dianggap tidak sehat atau dipenuhi dengan kuman. Agaknya stereotip ini menjadi masuk di akal ketika kamu sudah mendengarkan kisah nyata Koral Reef, seorang wanita muda yang meninggal karena infeksi otak setelah berenang di danau.
Berawal dari Sebuah Liburan
Koral Reef yang menikah pada tahun 2013 dengan pacarnya semasa SMA, pada awalnya adalah seorang wanita yang bahagia. Petaka dalam hidup Reef bermula sejak ia dan keluarganya berlibur di danau Havasu di tahun 2013. Saat itu Reef begitu menikmati liburannya dan berenang dengan puas di danau tersebut. Beberapa bulan setelah liburan tersebut, reef mulai mengeluhkan rasa sakit di bagian kepala serta leher yang terasa kaku.
BACA JUGA: Inilah Alasan Toilet Jongkok Lebih Baik!
Setelah melakukan pemeriksaan di bulan September, awalnya Reef didiagnosa mengidap kanker. Hari berganti hari, rasa sakit yang dirasakan Reef semakin parah dan membuat ia mengalami perubahan mood serta peningkatan sensitivitas terhadap cahaya dan rasa panas. Namun rupanya hasil tes berkata lain. Koral Reef divonis menderita infeksi Balamuthia mandrilarris. Infeksi bakteri tersebut menyerang sistem otak Reef dan mengakibatkan rasa nyeri serta menurunnya fungsi organ-organ tubuh. Kala itu separuh bagian tubuh Reef terasa kaku dan sulit digerakkan. Setelah berjuang selama kurang lebih 1 bulan, akhirnya Reef harus menyerah pada maut dan meninggal dunia pada tanggal 20 Oktober 2014 dalam usia 20 tahun.
Sekilas tentang infeksi Balamuthia Mandrilarris
Koral Reef sebenarnya bukan orang pertama yang terinfeksi bakteri Balamuthia mandrilarris setelah berenang di danau Havasu, tapi ia menjadi orang pertama yang meninggal akibat infeksi tersebut. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Balamuthia mandrilarris tergolong sebagai infeksi yang sangat langka. Amoeba Balamuthia yang dikenal dengan istilah brain eating-amoeba ini bisa mengakibatkan infeksi pada otak, kulit serta organ tubuh lainnya.
Gejala yang ditunjukkan oleh infeksi bakteri ini sangat bervariasi, misalnya sakit kepala, leher terasa kaku, mual serta meningkatnya sensitivitas terhadap rangsang cahaya. Lebih dari itu, gejala lain yang juga bisa dialami oleh para penderita infeksi Balamuthia mandrilarris yaitu penurunan berat badan, perubahan perilaku, kesulitan berbicara dan berjalan serta kejang-kejang.
BACA JUGA: Hati-hati Jika Cairan Miss V Berwarna Dan Berbau, Bisa Jadi Ini Gejala Penyakit
Tingkat kematian yang disebabkan oleh infeksi Balamuthia mandrilarris tergolong sangat tinggi. Menurut dr. Navaz Karanjia, direktur Neurocritical Care di UC San Diego, hanya 13 % penderita infeksi ini yang bisa bertahan hidup. Kasus infeksi Balamuthia mandrilarris yang terjadi di California dalam rentang waktu 1990 hingga 2011 mencatat bahwa dari 12 orang yang terinfeksi, 9 diantaranya berakhir dengan kematian.
Upaya edukasi tentang Balamuthia Mandrilarris
Ibu dari Koral Reef, Sybil Meister kini berperan aktif dalam memberikan edukasi tentang infeksi Balamuthia mandrilarris. Ia tidak ingin orang lain mengalami hal yang sama seperti apa yang dialami putrinya. Meister bahkan membuat Facebook page dan tim Koral Reef untuk menyukseskan upaya penyebaran informasi tersebut.
Kisah nyata yang dialami Koral Reef tentu membuat kita menjadi lebih waspada dalam menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri serta keluarga. Tidak ada kata terlambat untuk mulai hidup sehat dengan menjaga kebersihan dari sekarang. Selamat menjalankan hidup sehat, ladies!
BACA JUGA: Alih-alih Bahagia Karena Sukses Turunkan Berat Badan, Wanita Ini Ternyata Mengidap Kanker