Kawaii Beauty Japan

Health

Hati-Hati! Jangan Sampai Diet Berlebihan Membuatmu Jadi Kekurangan Nutrisi!

Matamu sering berair dan gatal? Bisa jadi kamu kekurangan vitamin ini!

Santi Berlinawati

Kekurangan nutrisi sangat riskan terjadi pada wanita. Salah satu yang sering menjadi penyebabnya adalah pola makan yang kurang sehat atau karena diet berlebihan. Padahal tubuh memerlukan nutrisi-nutrisi tersebut untuk dapat berfungsi dengan baik. Jika terjadi defisiensi, maka vitalitasmu pun akan terganggu. Yuk teliti apakah ada gejala jika kamu kekurangan 4 nutrisi ini. 

#1. Zat Besi

Salah satu masalah kesehatan yang paling sering ditemui pada wanita adalah anemia. Banyak wanita yang menjalani diet dengan membatasi makanan yang dia konsumsi, dan tak sedikit yang menyebabkan anemia kronis. Beberapa tanda yang bisa kamu kenali ketika kamu anemia karena kekurangan zat besi adalah sangat lelah, lemah, kulit pucat, nafas pendek, kepala pusing, mudah marah, serta nafsu makan bertambah untuk makanan-makanan yang kurang bernutrisi.

Zat besi sangat penting karena zat ini membantu membawa oksigen ke otot dan otak kita. Wanita berusia 19-50 tahun memerlukan 18 mg zat besi setiap hari, sedangkan wanita hamil lebih banyak lagi. Sumber zat besi terbaik adalah heme iron yang biasa ditemukan di produk-produk hewani, seperti daging, unggas, dan ikan. Sumber yang berasal dari makanan nabati mengandung lebih sedikit zat besi yang dapat langsung diserap tubuh. Namun, kamu bisa mengkombinasikannya dengan Viitamin C dari stroberi, jeruk, dan tomat untuk mempercepat penyerapannya.

#2. Riboflavin

Kekurangn riboflavin (vitamin B2) sering berkaitan dengan kekurangan zat besi. Riboflavin merupakan antioksidan yang diperlukan tubuhmu agar proses metabolisme berjalan dengan baik, sekaligus menjaga kulit tetap sehat. Wanita berusia 19 tahun ke atas membutuhkan 1,1 mg iriboflavon setiap harinya, atau lebih untuk mereka yang mengkonsumsi alkohol, suka berolahraga berat, atau sedang mengkonsumsi obat tertentu.

Beberapa gejala ketika kamu kekurangan zat ini adalah sensitif terhadap cahaya, mata berair, sakit atau gatal di sekitar mata, mulut, bibir, atau lidah, sakit tenggorokan, kulit pecah-pecah dan mengelupas, serta bibir pecah-pecah. Untuk mengatasinya, perbanyak konsumsi telur bersama kuningnya, yogurt low-fat, jamur crimini, susu low-fat yang dikemas dalam kemasan buram karena riboflavin sensitif terhadap cahaya, buah dan sayuran seperti bayam dan buah beri.

#3. Vitamin D

Mungkin karena wanita cenderung menghindari produk olahan susu atau kurang terkena sinar matahari, banyak dari mereka yang kekurangan vitamin D. Vitamin D sangat penting karena vitamin ini memiliki peran penting dalam penyerapan kalsium dan mengatur sistem syaraf. Vitamin D juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta mengendalikan kadar gula darah. Wanita berusia hingga 50 tahun harus mengkonsumsi setidaknya 200 IU vitamin D setiap hari. Sumber vitamin D bisa berasal dari produk-produk olahan susu low-fat termasuk telur, tiram, salmon, dan tuna. Kamu juga bisa mengkonsumsi suplemen vitamin ini jika diperlukan.

 #4. Asam Lemak Omega-3

Ini dia satu lagi nutrisi yang sering dilewatkan oleh wanita, yaitu asam lemak Omega-3, terutama EPA dan DHA. Sumber-sumber nutrisi ini antara lain ikan berlemak, seperti salmon, tuna, sarden, makarel, dan teri. EPA dan DHA lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan jenis omega-3 lainnya yang berasal dari tumbuhan. Kalau kamu tidak mengkonsumsi ikan-ikan tersebut, kamu sebaiknya mengkonsumsi suplemen agar tidak kekurangan omega-3.

Meski belum ada standar resmi, kebanyakan ahli berpendapat bahwa orang dewasa membutuhkan 500 mg EPA dan DHA karena peran pentingnya dalam menjaga kesehatan jantung, otak, hingga penglihatan.

So ladies, perhatikan asupan makananmu agar tidak kekurangan nutrisi! 

Tagged in:
Santi Berlinawati
Share this article

Artikel Terkait

Hindari 5 Makanan Ini Saat Flu

Flu adalah salah satu penyakit musiman yang cukup mengganggu. Agar penyakit flu dapat segera reda, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari karena memberikan efek yang buruk bagi penderita.

Santi Berlinawati