Bahaya! 5 Bahan dalam Perawatan Kulit Ini Seharusnya Tidak Kamu Campurkan
Karena tak ada produk skincare yang komplit mengandung semua bahan yang diperlukan untuk kulit, tak ada pilihan lain bagi kita selain menggunakan beberapa jenis produk skincare secara bersamaan.
Perawatan kulit sudah menjadi perawatan dasar yang harus dilakukan oleh wanita untuk menjaga kulitnya agar tetap bersih dan halus. Banyaknya produk perawatan kulit yang dijual di pasaran tentunya akan membuat kamu untuk menginginkan hasil yang maksimal, sehingga tak jarang kamu mencampur segala jenis produk perawatan kulit pada kulitmu.
Jika produk perawatan kulit yang kamu gunakan memiliki bahan yang aman dan terpercaya, tentunya hasilnya pun akan maksimal. Tapi, terkadang ada saja wanita yang menginginkan hasil yang instan, sehingga tidak memperhatikan kandungan yang ada dalam krimnya tanpa mengetahui bahayanya. Nah, agar kamu tetap aman dalam merawat kulitmu, kamu perlu menyimak bahan-bahan apa saja yang tidak boleh dicampur untuk merawat kulit kamu, ladies.
5 Bahan dalam Perawatan Kulit Ini Seharusnya Tidak Kamu Campurkan
Mulai sekarang, biasakan untuk membaca bahan-bahan yang terkandung dalam produk perawatan kulit kamu, ladies.
1. Benzoyl Peroxide dan Antioxidants
Memang masih banyak perdebatan mengenai benzoyl peroxide, namun bahan ini merupakan salah satu bahan yang paling populer dan terjangkau untuk mengatasi jerawat dengan cepat. Benzoyl peroxide adalah oksidan yang dihasilkan dari phenyl radicals, yang merupakan radikal bebas yang mampu membunuh bakteri penyebab jerawat.
Berdasarkan penelitian dari University of California, Los Angeles, mengombinasikan benzoyl peroxide dengan antioksidan, yang merupakan bahan pembasmi radikal bebas, akan membuat kedua bahan tersebut kehilangan khasiatnya. Namun, kamu masih bisa menggunakan benzoyl peroxide dengan resveratrol, yaitu antioksidan yang ditemukan pada anggur. Kombinasi yang satu ini tidak akan menghilangkan khasiat satu sama lain sehingga ampuh sekali untuk mengatasi jerawat.
2. Vitamin C dan Exfoliating Acids Alpha Hydroxy Acid (AHA) dan Beta Hydroxy Acid (BHA)
Menurut dermatologist, Paula Begoun bahwa hal yang dikhawatirkan dari menggabungkan vitamin C (sering tertera sebagai “1-ascorbic acid”) dan exfoliating acids (seperti AHA dan BHA) adalah karena pH acids akan membuat vitamin C menjadi tidak aktif.
Meskipun begitu, menurut dermatologist Joshua Zeichner dari Amerika Serikat, tidak setuju dengan pendapat tersebut dan menyatakan tidak apa-apa menggabungkan kedua jenis bahan itu. Ada juga yang berpendapat jika exfoliating acids bisa membuat vitamin C terlalu kuat. Jadi, untuk amannya, lebih baik kamu menggunakan kedua bahan tersebut secara terpisah, di pagi dan malam hari.
3. Alpha Hydroxy Acid (AHA) dan Air
AHA adalah acid atau asam yang larut di dalam air. Oleh sebab itulah, cleanser yang mengandung AHA bukanlah pilihan terbaik. Kalaupun cleansermu mengandung AHA, biarkan cleanser menempel di wajah terlebih dahulu selama 1 menit sebelum membilasnya. Dengan begitu, kandungan AHA-nya dapat bekerja untuk mengeksfoliasi kulit secara kimia. Jika kamu tidak ingin skincare-mu mengandung AHA, pilihlah dalam bentuk serum.
4. Probiotics dan Antimicrobials
Probiotik di dalam produk skincare topikal semakin banyak ditemukan. Meskipun penelitian-penelitian lebih lanjut terus dilakukan, menurut professor dermatologist, Dr. Whitney Bowe bahwa penggunaan probiotik sebagai produk topikal secara teratur dipercaya bisa membuat kulit semakin bersih, bebas dari inflamasi, dan mengurangi dermatitis.
Probiotik merupakan bakteri hidup, untuk itulah kita harus berhati-hati untuk tidak memakai produk lain yang bisa membunuh bakteri-bakteri tersebut. Umumnya produk-produk untuk kulit berjerawat mengandung bahan pembasmi jerawat, jadi perhatikanlah dengan teliti untuk tidak mencampurkan bahan probiotik dengan anti microbials seperti tea tree oil, sulfur, dan benzoyl peroxide, serta minyak esensial dari jeruk yang memiliki kandungan antimikroba yang tinggi.
5. Microdermabrasion (PMD) dan Retinol
Microdermabrasion dapat mengeksfoliasi kulit secara mendalam menggunakan kombinasi sedotan dan fine-grit crystal disc untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan menyamarkan penampakan garis-garis halus dan hiperpigmentasi. Jenis perawatan ini bersifat lebih abrasif dibandingkan dengan scrub atau jenis eksfoliator lainnya.
Oleh karena itu, sebaiknya kamu menghindari penggunaan retinol seminggu sebelum melakukan microdermabration karena retinol bisa menyebabkan kulit lebih sensitif. Jika usai perawatan tersebut kulitmu terasa lebih lunak, tetap hindari penggunaan retinol selama beberapa hari.
Nah, jadi perhatikanlah semua bahan yang terkandung dalam setiap produk perawatan kulit yang kamu gunakan ya, ladies. Jangan sampai produk perawatan kulit yang kamu pakai malah menjadi berbahaya bagi kulitmu ya!