Roti Buaya, Simbol Cinta dan Kesetiaan dari Tanah Jakarta
Selamat ulang tahun ke-488 untuk kota Jakarta. Kalau kamu memang warga Jakarta, tahukah kamu mengenai filosofi roti buaya? Sudah pernahkah kamu mencicipinya?
Dasar buaya darat!
Ups! Ungkapan seperti ini biasanya ditujukan pada laki-laki yang sering genit meski sudah punya pasangan ya, ladies. Entah kenapa buaya sering disimbolkan sebagai hewan yang mata keranjang. Padahal faktanya buaya termasuk hewan yang setia dan tidak pernah bergonta-ganti pasangan lho!
Buaya merupakan salah satu hewan yang hanya memiliki 1 pasangan saja seumur hidupnya. Itulah mengapa filosofi dari kesetiaan si hewan buas ini kemudian menjadi salah satu prinsip hidup dalam pernikahan pasangan Betawi.
Dalamnya Makna Si Roti Buaya
Roti buaya sudah menjadi salah satu bagian dari tradisi yang sangat lekat dengan kebudayaan masyarakat Betawi. Calon mempelai pria yang akan ingin menikahi sang pujaan hati diharuskan melamar dengan membawa seserahan yang juga dilengkapi dengan roti buaya.
Roti buaya yang dibawa biasanya berjumlah dua atau sepasang sebagai lambang pihak mempelai laki-laki dan pihak mempelai perempuan. Selain menggunakan bentuk buaya sebagai lambang cinta dan kesetiaan, filosofi penggunaan roti juga melambangkan kemapanan ekonomi.
A photo posted by Johni D'roadrunner (@johniroadrunner) on May 2, 2015 at 3:30am PDT
Sehingga bisa disimpulkan kalau roti buaya yang diberikan saat melamar melambangkan harapan akan pasangan pengantin yang selalu saling mencintai, saling setia dan selalu dilimpahi kemapanan ekonomi selama menjalani biduk rumah tangga.
Wow, so romantic, ya!
Bahan Baku Roti Buaya
Roti buaya adalah salah satu jenis makanan khas Betawi yang istimewa dan hanya disajikan sesaat menjelang acara pernikahan. Oleh sebab itu, biasanya kamu tidak bisa menemukan roti buaya di toko roti karena proses pembuatan roti berukuran besar ini hanya berdasarkan pesanan pelanggan.
Pada zaman dulu roti buaya biasanya terbuat dari bahan singkong. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, bahan dasar roti mulai digunakan untuk menghasilkan roti buaya yang empuk dan lezat. Bahan dasar yang digunakan untuk membuat roti buaya sebenarnya sederhana lho, ladies.
Campuran bahan dasar berupa tepung terigu, mentega, gula pasir, ragi, susu bubuk, telur dan bahan pewarna makanan yang diuleni hingga kalis. Selanjutnya adonan yang sudah kalis bisa diberi bahan isian atau langsung dibentuk menyerupai buaya. Roti buaya bercitarasa modern sering menggunakan pasta coklat, meises atau keju sebagai bahan isian atau bahan hiasan.
Unik sekali ya kuliner khas tanah Jakarta yang satu ini !
Sebagai masyarakat Jakarta, sudahkah kamu berkesempatan mencicipi roti buaya? Yuk lindungi dan lestarikan tradisi dan budaya Betawi! Jangan biarkan tradisi ini menghilang agar bisa dinikmati dan dirasakan oleh anak dan cucu kita nanti!
Selamat Ulang Tahun Jakarta ke-488!