Ternyata Ini Manfaatnya Makan Kurma Saat Buka Puasa
Kurma, buah kecil berwarna cokelat yang berasal dari Timur Tengah ini sangat digemari terutama di bulan Ramadhan, ketika semua orang Islam sedang menjalankan ibadah puasa.
Tidak hanya sekedar digemari, ternyata kurma juga dianjurkan konsumsinya oleh Nabi. Mereka yang berpuasa dianjurkan untuk berbuka puasa dengan buah kurma dalam jumlah ganjil. Seperti 1 butir, 3 butir, atau 5 butir. Berbuka, bisa hanya dengan makan kurma saja, atau mengawali dengan kurma yang diikuti dengan makanan lain.
BACA JUGA:
Kalau kamu pikir, anjuran itu hanya sekedar anjuran saja, kamu salah. Yuk kita lihat, kenapa buka puasa dengan kurma sangat-sangat dianjurkan.
5 Manfaat Makan Kurma Saat Buka Puasa
Ramah Perut
Iya, kalau ada istilah ramah lingkungan, kurma membuka istilah ramah perut. Karena, kurma sangat mudah dicerna oleh perut. Ketika seharian puasa, perut kita dalam keadaan kosong ketika kita berbuka.
BACA JUGA: Makan Kurma ternyata Tidak Hanya Sunah Rasul, Tapi Juga Menyehatkan Tubuhmu!
Makanan yang dikonsumsi pertama kali sebaiknya adalah makanan yang ramah perut, seperti si kurma ini. Selain ramah perut, kurma juga memiliki berbagai macam nutrisi yang bisa cepat diserap tubuh dan menghasilkan energi. Sehingga dapat menggantikan kekosongan energi di dalam tubuh akibat seharian tidak makan.
Mencegah Lapar Mata
Kalau kamu berniat untuk makan makanan lain lagi seusai membatalkan puasa dengan kurma, kamu pasti akan membatalkan niatmu begitu selesai mengonsumsi kurma. Kenapa? Karena dengan 3 buah kurma saja, kamu sudah bisa merasa cukup.
Tapi, ada cara makannya. Tidak dengan cepat melahap 3 buah kurma begitu saja. Konsumsi kurma perlahan. Usahakan bagi satu kurma menjadi 3 gigitan. Kunyah perlahan, telan dengan lembut. Dengan begitu, sinyal cukup kenyang bisa kamu dapatkan begitu mencapai buah ke tiga.
Sebenarnya kamu bisa melanjutkan makan lagi. Tapi untuk kamu yang mau menjaga berat badan dan belajar mengontrol diri dan nafsu makanmu, kurma bisa jadi tolak ukur yang baik dan sebagai tanda untuk tidak melanjutkan kegiatan makan kamu.
Menjinakkan Lambung
Biasanya, ketika buka puasa, orang hanya minum minuman hangat yang manis, atau cemilan-cemilan untuk membantu menjinakkan lambung, agar tidak kaget ketika diberikan makanan yang lebih berat.
BACA JUGA: Makan Kurma ternyata Bisa Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Tidak apa-apa dengan minuman hangat, tapi sebaiknya kamu mengganti cemilan menjadi kurma. Seperti yang telah dibahas selanjutnya, dibanding makanan ringan lain, kurma lebih ramah perut.
Dengan masuknya kurma terlebih dahulu, akan mempersiapkan lambung kamu yang seharian tidak diberi sesuatu untuk dicerna.
Kalau tiba-tiba diberi makan cemilan seperti goreng-gorengan, lambung yang seharian meremas udara, bisa mengalami luka akibat kaget dengan masuknya makanan tersebut. Dengan adanya kurma, perit atau luka pada lambung, bisa diminimalisir.
Isi Ulang Energi
Di dalam kurma, terdapat glukosa, yang ketika masuk ke dalam tubuh, bisa diolah menjadi energi yang baik bagi tubuh.
Jadi dengan makan kurma, tubuh mendapat asupan yang tepat ketika energi sedang kosong setelah seharian berpuasa.
Tetapi buat kamu yang menderita penyakit diabetes, sebaiknya asupan kurma dibatasi. Karena untuk penderita diabetes, glukosa yang berlebihan malah akan balik menyerang tubuh.
Gudang Serat
Serat dan vitamin yang terdapat dalam kurma akan sangat berguna untuk tubuh kamu. Terutama yang mengalami kekurangan konsumsi sayur dan buah selama bulan puasa.
Kurma bisa membantu menggantikannya dengan serat dan vitamin miliknya. Ketika puasa, tidak jarang orang mengalami sembelit karena selama puasa, meskipun sahur dan berbuka tetap dengan sayur dan buah, total asupan serat dan vitamin biasanya tetap kurang.
Karena itulah, kurma bisa menutupi asupan yang kurang itu ketika buka puasa dan menghindarkan kamu dari sembelit.
Buat kamu yang belum punya kurma, buruan dibeli. Kurma terdapat di pasar tradisional maupun modern, dan biasanya lebih mudah lagi dicari ketika bulan puasa. Jadi ayo berbuka dengan kurma dan dapatkan manfaatnya.