Kawaii Beauty Japan

Japan

Akankah Bangsa Jepang Mengalami Kepunahan?

Jepang sedang mengalami krisis kependudukan saat ini. Jumlah populasi anak-anak berusia 0-14 tahun terus berkurang. Penyusutan ini pun tidak tanggung-tanggung; satu orang setiap seratus detik!

Kasih Elia Lg

Studi yang dilakukan oleh Hiroshi Yoshida dan Masahiro Ishigaki dari Graduate School of Economics and Management Tohoku University Japan; Web Clock of Child Population in Japan, jika terus dibiarkan maka penduduk Jepang bisa punah dalam kurun waktu seribu tahun.

Pertanyaannya adalah; mengapa Jepang kekurangan populasi anak-anak?

Ada beberapa alasan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut, antara lain:

  1. Biaya Hidup
    Salah satu alasan utama adalah masalah uang. Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia. Oleh karena itu, hanya memiliki satu anak dan membiayainya hingga pendidikan tinggi bahkan dapat menghancurkan keuangan keluarga. Akan tetapi studi di atas menunjukkan bahwa pemerintah Jepang ternyata memberikan banyak sumbangan berupa uang untuk penduduk yang mempunyai anak.
  2. Fenomena Sōshoku(-kei) danshi (Laki-laki yang kemayu)
    Argumen lainnya adalah meningkatnya jumlah laki-laki kemayu atau dalam bahasa Jepang (草食(系)男子 Sōshoku(-kei) danshi atau lebih gampang disebut “Herbivor.” Fenomena sosial ini adalah laki-laki yang tidak tertarik dengan seks atau berperilaku feminin sehingga tidak tertarik untuk mempunyai pacar ataupun menikah.
  3. Teman ‘Virtual’
    Pendapat lain menyatakan bahwa banyak anak muda di Jepang lebih menyukai teman ‘virtual’ seperti robot atau berteman hanya melalui internet. 

Sebuah penelitian pad awal tahun 2012 menyatakan bahwa anak muda di Jepang kebanyakan tidak ingin menikah dan mempunyai anak. Lebih lanjut lagi, The National Institute of Population and Social Security Research menunjukkan suatu penelitian yang menunjukkan bahwa satu dari empat pria dan perempuan lanjang di usia 30an tidak pernah melakukan seks dan perempuan muda lebih memilih melajang daripada memiliki pacar. Lebih mengejutkan lagi, lebih dari 60% pria lajang tidak memiliki pacar sedangkan hampir 50% perempuan di rentang usia yang sama bahkan tidak berkencan.

Pemerintah Jepang memproyeksikan bahwa angka kelahiran akan menjadi 1,35 anak per perempuan dalam lima puluh tahun, atau berada di bawah standar kesehatan normal. Sementara jumlah penduduk anak terus berkurang, jumlah lansia akan bertambah. Hal ini membuat pemerintah kewalahan karena harus mempersiapkan dana pensiun dalam jumlah besar, padahal jumlah pekerja usia muda terus menyusut.

Lebih menarik lagi, produsen popok Unicharm mengeluarkan pernyataan bahwa kini penjualan popok dewasa untuk pertama kalinya sedikit melampaui penjualan popok bayi dalam 20 tahun terakhir ini.

Walaupun angka harapan hidup di Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, mirisnya angka kelahiran sangatlah rendah. Apa jadinya negara tanpa anak muda? Walaupun Jepang dikenal sebagai negara maju dan selalu terdepan di bidang teknologi, ternyata negara matahari terbit ini menyimpan masalah sosial yang sangat krusial bagi kelangsungan negara itu sendiri.

Bagaimana menurutmu, apakah Jepang benar-benar akan menghadapi kepunahan penduduk?

Tagged in:
Kasih Elia Lg
Kawaii Beauty Japan Beauty Writer. Mahasiswi Sastra Jepang yang ingin memahami lebih dalam dunia wanita, dan Jepang. Sering lupa menulis di blog pribadi tapi tidak pernah mau ketinggalan berbagi info mengenai kecantikan dan Jepang di Kawaii Beauty Japan.
Share this article

Artikel Terkait

Perayaan Tahun Baru di Jepang (1)

Tahun baru merupakan hal yang sangat penting di Jepang, bahkan mereka sudah melakukan persiapan menyambut pergantian tahun sejak jauh hari mulai dari membersihkan rumah sampai mengirim kartu ucapan

Yenni Octavia