Kawaii Beauty Japan

Japan

Hindari Kerja Berlebihan Jika Tidak Ingin Karoshi!

Tingginya loyalitas masyarakat Jepang terhadap perusahaan membuat kematian karena kerja berlebihan menjadi sebuah fenomena yang disebut karoshi

Istiarina Putri

Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang ulet dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Sehingga kamu tidak perlu heran jika berkunjung ke Jepang, dan menemukan banyak orang yang tertidur di dalam kereta. Mulai dari yang tertidur dengan posisi duduk rapih, sampai yang tertidur di lantai kereta. Tidak hanya itu, di Jepang bahkan ada fenomena yang disebut karoshi atau meninggal karena terlalu banyak bekerja.

Mati Akibat Kelelahan Bekerja: Karoshi

Fenomena karoshi  ini terjadi budaya masyarakat Jepang yang menjunjung tinggi kerja keras dan loyalitas terhadap perusahaan, ditambah lagi tuntutan biaya hidup yang tinggi di kota-kota besar seperti Tokyo.

Masyarakat Jepang bisa menghabiskan waktu mereka untuk bekerja selama 14 jam setiap harinya selama 1 minggu penuh, atau lebih dari 100 jam selama berbulan-bulan.

Kebanyakan dari mereka biasanya meninggal karena serangan jantung atau stroke, meski tidak memiliki riwayat penyakit tersebut sebelumnya.

 

Bagaimana dengan di Indonesia?

Di Indonesia sendiri pernah terjadi seorang copywriter di salah satu perusahaan iklan, Mita Diran yang meninggal setelah bekerja selama 3 hari tanpa tidur.

Namun bisa dikatakan kasus-kasus seperti ini jarang sekali terjadi di Indonesia jika dibandingkan dengan Jepang.

Menurut sebuah survey di tahun 2004 oleh International Labour Organization, ada 6 juta orang Jepang yang bekerja rata-rata lebih dari 60 jam per minggu.

Fenomena karoshi ini  banyak terjadi pada kalangan karyawan kantor dan pabrik.

 

BACA JUGA: Seperti Apa Sih Budaya Kerja Orang Jepang?

Dengan waktu kerja yang panjang, mereka memang bisa mendapatkan uang lembur yang bisa mencapai 1x gaji mereka, tapi banyak juga dari mereka yang melakukan pekerjaan secara sukarela untuk perusahaannya, untuk mendapatkan prestasi. Jika dibandingkan dengan uang lembur di Indonesia, uang lembur yang ditawarkan di Jepang memang jauh lebih tinggi. Bahkan tidak jarang kamu menemukan karyawan biasa menggunakan barang-barangbranded.

Namun sayangnya mereka perlu mengorbankan, waktu, kehidupan sosial, dan bahkan kesehatan mereka untuk mendapatkan penghasilan yang lebih. Akibat tingginya angka kematian karena kelelahan bekerja, pemerintah Jepang membuat aturan yang mengharuskan setidaknya para pekerja menyisakan waktu paling tidak 2 hari dalam sebulan.

Sekarang ini juga sudah banyak perusahaan-perusahaan di Jepang yang memberlakukan ‘hari bebas lembur’ di hari-hari tertentu. Berbeda sekali yah dengan di Indonesia yang selalu menghargai hari libur untuk para karyawannya, terutama pada hari-hari keagamaan.

Nah, bagaimana pendapat kalian? Lebih baik bekerja di Indonesia atau di Jepang?

BACA JUGA: Menghilangkan Penat Setelah Bekerja

Tagged in:
Istiarina Putri
Community Coordinator Kawaii Beauty Japan. Di waktu luangnya juga aktif menulis sebagai beauty blogger dan menyukai kosmetik asal Jepang, terutama skin carenya.
Share this article

Artikel Terkait

Perayaan Tahun Baru di Jepang (1)

Tahun baru merupakan hal yang sangat penting di Jepang, bahkan mereka sudah melakukan persiapan menyambut pergantian tahun sejak jauh hari mulai dari membersihkan rumah sampai mengirim kartu ucapan

Yenni Octavia