Kawaii Beauty Japan

News

Dansa Bareng dengan Musik Jepang di JAPAN NIGHT 2015

Pada 4 April 2015 yang lalu, Indonesia menyambut kehadiran 3 band papan atas asal negeri Sakura pada event JAPAN NIGHT - MOVE WITH THE MUSIC OF JAPAN. Hadir Tokyo Ska Paradise, Alexandros, dan VAMPS.

Ihsan Setiawan

Pada 4 April 2015 yang lalu, Indonesia menyambut kehadiran 3 band papan atas asal negeri Sakura pada event JAPAN NIGHT - MOVE WITH THE MUSIC OF JAPAN. Kegiatan ini merupakan konser penutup yang menjadi bagian dari rangkaian konser musik di Jepang. Konser yang diadakan di great hall mall Kota Kasablanka ini menghadirkan 3 warna musik dengan energi yang luar biasa, yaitu Tokyo Ska Paradise Orchestra, Alexandros, dan Vamps. Acara yang didaulat untuk dimulai pada pukul 19.00 tersebut telah menyebabkan situasi riuh rendah di area mall Kota Kasablanka malam itu. Sekitar satu jam hingga pintu arena dibuka, sudah terlihat sekumpulan penonton yang berkumpul menunggu waktu antrian.

Diantara mereka dapat terlihat impresi dari acara yang akan diadakan, sekelompok anak muda dengan dandanan cosplay tampak mencolok diantara keramaian. namun hal ini juga tidak menampik fenomena para penjual tiket yang tampak berbaur dengan para pemilik tiket.

Beberapa menit sebelum acara dimulai, antrian telah mengular didepan arena konser. Animo yang dimunculkan oleh acara ini dapat terasa begitu melihat para pengantri, mereka tidak hanya terdiri dari anak muda saja, namun juga dapat terlihat penonton berusia paruh baya dan dapat dipastikan merupakan warga negara Jepang.

Tokyo Ska Paradise 

Acara dimulai dengan menghadirkan sekumpulan musisi berpakaian rapi. Tidak sulit untuk menebak siapa mereka dengan alat-alat tiup berwarna emas seperti trumpet, trombone, dan baritone sax. Tokyo Ska Paradise Orchestra memanaskan suasana awal konser dengan hentakan riang musik khas 'Tokyo Ska' mereka. Tokto Ska Paradise merupakan sekumpulan musisi yang telah berkarya sejak tahun 80-an. Tentu saja ini bukanlah pertama kalinya mereka menginjakkan kaki di Indonesia, dan tidak sulit mendengar bahwa sebagian besar penonton saat itu telah begitu familiar dengan lagu-lagu yang mereka bawakan. Sebagai salah satu band pengusung musik ska yang cukup legendaris, mereka tidak kesulitan membawa penonton untuk berjingkrak bersama mengikuti alunan khas musk yang kental dengan warna orkestrasi alat tiup ini. Hal ini juga disertai dengan gaya atraktif dan koreografi yang menarik oleh Tokyo Ska Paradise Orchestra.

Alexandros

Penampil selanjutnya tidak kalah menarik, Alexandros merupakan band J-Rock indie dengan reputasi yang luar biasa baik sebagai pengisi chart top 10 Oricon hingga menjadi pembuka bagi band-band rock kelas dunia seperti MUSE, Primal Scream dan Kasabian. Band beranggotakan 4 anak muda ini tidak ragu-ragu menampilkan performa terbaik mereka bagi para penonton malam itu. Hal ini mendapat umpan balik yang positif dari penonton malam itu, didukung degan kemampuan MC sang frontman Yohei Kawakami yang terus memberi apresiasi positif tentang kehadiran mereka malam itu.

Alexandros memberikan warna modern rock dengan balutan sound yang unik, khas Jepang namun  dengan style yang memadukan warna rock barat dan Jepang. Beberapa lagu malam itu dibawakan dengan lirik berbahasa Inggris, hal ini tidak terkesan ganjil karena sang frontman memang terdengar mahir berbahasa Inggris. Kuartet muda ini benar-benar membakar suasana dengan hentakan musik rock mereka, tidak diragukan bagaimana mereka mampu menarik perhatian pendengar musik rock mancanegara untuk ikut tampil di festival seperti The Great Escape (UK) dan SXSW (Austin, Texas U.S.A).

Vamps

Sebagai penutup malam itu, adalah salah satu aksi yang paling ditunggu oleh para antusias musik Jepang di Indonesia. Vamps merupakan band pengusung rock yang dibentuk oleh Hyde (L'arc'en'ciel) dan K.A.Z  (Oblivion Dust). Nama pertama tentu saja sudah tidak asing lagi di telinga penggemar musik j-rock , vokalis karismatik dari band yang juga dikenal sebagai Laruku. Tampil dengan gaya yang berbeda dari dua band sebelumnya, vamps menjadi ikon pengingat akan musik rock Jepang pada era akhir 90-an.

Seperti bagaimana Hyde mendeskripsikan musik Vamps, mereka hadir dengan musik rock kontemporer yang menghadirkan simphoni dan style rock yang tidak jauh melompati era dimana Laruku tengah berjaya. Namun tentunya hal ini tidak menjadi perangkap, Vamps dalam kurun waktu 5 tahun terakhir telah tampil sebanyak 300 kali, diantaranya merupakan konser di beberapa negara seperti Amerika dan Inggris. Dapat diduga, bagian menarik dari penampilan mereka selain sebagai band rock adalah reaksi penonton terhadap aksi panggung Hyde yang yang begitu menguasai arena. Histeria penonton terutama bagi kaum hawa adalah momen interaksi dengan sang vokalis. Vamps menutup malam itu diringi dengan mengikuti keinginan penonton untuk menyajikan beberapa nomor lagu sebagai encore.

Acara berakhir dengan wajah puas di wajah penonton, malam itu antusiasme mereka dibayar total dengan performa enerjik dari para pengisi acara. Tidak terjadi hambatan serius selama berjalannya konser malam itu, panitia memilih venue yang baik dan akomodatif bagi para penonton. Semoga pada kesempatan beikutnya acara yang sama dapat terus dilakukan mengingat begitu besar baik animo dan jumlah penggemar musik Jepang di Indonesia saat ini.

Ihsan Setiawan
menyukai musik , buku, dan berbagai bentuk kesenian. street photography enthusiast. suka menggambar non-figuratif.
Share this article

Artikel Terkait