Benarkah Berjalan Kaki Lebih Sehat Daripada Berlari? Cari Tahu Faktanya di Sini!
Yuk mengenal perbedaan antara berlari dan berjalan kaki sebelum memutuskan mana yang paling tepat untukmu.
Berlari adalah salah satu jenis olahraga yang paling murah dan praktis. Cukup dengan menyiapkan fisik dan sepatu olahraga yang nyaman, kamu siap berlari di waktu senggang. Ada orang yang gemar melakukan olahraga lari. Namun ada juga yang lebih menyukai berjalan kaki.
Sebenarnya manakah yang lebih sehat? Berlari atau berjalan kaki?
Seorang ahli kardiologi dari Institut Saint Luke’s Mid America Heart di Kansas City bernama James O’Kefee sudah membuktikan perbedaan manfaat antara berlari dan berjalan kaki melalui penelitian. Ia menemukan fakta bahwa berjalan kaki adalah olahraga yang lebih sehat daripada berlari. Beberapa penjelasan berikut ini akan membuatmu memahami perbedaan antara berlari dan berjalan kaki;
Berlari Adalah Aktivitas Berat untuk Jantung
Dalam sebuah studinya yang dirilis di Journal of The American College of Cardiology, James bersama rekannya menguraikan pengaruh berlari terhadap risiko kesehatan jantung. Ternyata orang yang berlari lebih dari 7 mil per jam dalam kurun waktu seminggu memiliki risiko kematian yang tinggi. Hal ini bisa terjadi karena jantung dipaksa untuk bekerja keras memompa oksigen dan darah selama aktivitas lari.
Sementara orang-orang yang berjalan kaki lebih dari 25 mil per jam dalam seminggu justru memiliki risiko kematian yang lebih kecil. Kesehatan jantung bisa terjaga dengan baik melalui aktivitas jalan kaki secara teratur.
Aktivitas Lari yang Berlebihan Menyebabkan Penurunan Kekebalan Tubuh
Bukan cuma organ jantung yang melakukan aktivitas berat saat kamu berlari. Ternyata organ-organ tubuh lainnya pun ikut terpengaruh. Hasilnya, sistem kekebalan tubuh malah menurun dan membuatmu jadi rentan sakit.
Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Illinois, aktivitas lari yang terlalu berat bisa memicu peningkatan kadar protein tertentu dalam tubuh. Protein yang mempengaruhi terjadinya inflamasi tersebut bisa meningkatkan risiko infeksi virus dan bakteri. Alih-alih ingin sehat, kamu malah bisa jatuh sakit jika berlebihan saat melakukan aktivitas berlari.
Pengaruh Lari Terhadap Penurunan Berat Badan
Ada sebuah penelitian menarik terkait dengan aerobik terhadap penurunan berat badan. Wanita yang mengalami obesitas dan melakukan latihan aerobik selama 45 menit 5 kali seminggu hanya kehilangan 2% berat badannya.
Sebagai gantinya, intensitas latihan fisik yang berlebihan malah membuat nafsu makan meningkat. Hal ini bisa terjadi karena otak memberikan sinyal untuk menggantikan kalori tubuh yang sudah terbakar.
Alangkah baiknya jika kamu memilih berjalan kaki sebagai aktivitas fisikmu. Berjalan kaki dengan santai memberikan manfaat kestabilan gula darah dan tekanan darah serta menjaga kekuatan otot dan tulang. Berjalan kaki 30 menit setiap hari akan mewujudkan impianmu untuk senantiasa sehat. Jadi siapa yang akan kamu ajak berjalan kaki esok hari?