Waspada! Ternyata Mengonsumsi Antidepresan Bisa Membahayakan Tulang!
Antidepresan tidak hanya digunakan oleh mereka yang mengalami gangguan psikis, namun juga wanita dengan sindrom menopause. Sayangnya, obat ini bisa meningkatkan resiko kerusakan tulang.
Obat antidepresan ternyata juga sering diresepkan bagi para wanita paruh baya yang mengalami sindrom menopause. Padahal bagi seorang wanita paruh baya, mengkonsumsi antidepresan bisa cukup beresiko untuk tulangnya.
Efek Samping Antidepresan Masih Terasa Hingga 5 Tahun Setelah Mengonsumsi
Hal ini ditunjukkan dengan sebuah studi yang menemukan bahwa wanita berusia 40 hingga 60 tahun yang minum antidepresan, terutama jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang biasa digunakan untuk mengatasi keringat dan rasa panas di malam hari yang sering terjadi pada masa perimenopause, memiliki resiko patah tulang hingga 76%.
Peningkatan resiko patah tulang ini bisa diamati setelah 6 bulan mengkonsumsi antidepresan, dan akan tetap stabil selama 5 tahun ke depan. Hal ini disampaikan oleh Yi-han Sheu, MD, seorang mahasiswi doktoral jurusan epidemiologi di Harvard University’s T.H. Chan School Of Public Health. Dia mengatakan bahwa resikonya adalah sebesar 73% setelah 2 tahun, dan 67% setelah 5 tahun.
Sheu dan timnya mempelajari data dari The PharMetrics Claims Database, dan fokus pada 137.000 wanita yang tidak mengalami masalah mental dan mulai mengkonsumsi SSRIs antara tahun 1998 dan 2010. Jenis SSRIs yang termasuk di dalam studi ini adalah citalopram, escitalopram, fluoxetine, fluvoxamine paroxetine, dan sertraline, atau yanglebih dikenal dengan Celexa, Paxil, Prozac, dan Zoloft.
Mereka kemudian membandingkan dengan grup wanita lain sebanyak 236.000 dengan usia yang sama dan mengkonsumsi obat untuk pencernaan. Ternyata resiko patah tulang pada wanita yang mengkonsumsi obat antidepresan SSRIs 1,7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang mengkonsumsi obat pencernaan.
Antidepresan Mengganggu Proses Pembentukan Tulang
Sudah banyak diketahui jika pemakai SSRI dengan gangguan mental memiliki resiko patah tulang cukup tinggi. Itulah sebabnya Sheu justru mengamati wanita pemakai SSRIs tanpa gangguan mental agar semakin jelas bahwa SSRIs meningkatkan resiko patah tulang meski tanpa faktor gangguan psikis.
Belum begitu jelas kenapa SSRIs bisa merusak tulang. Namun berdasarkan studi sebelumnya, Sheu berkeyakinan jika obat antidepresan tersebut mengganggu proses pembentukan tulang. Perubahan pada serotonin sepertinya membuat tulang semakin lemah dan rentan patah.
Meskipun ada anjuran bagi wanita dengan gejala menopause untuk mengkonsumsi antidepresan, namun tidak demikian dengan Sheu dan timnya. Dalam studinya, mereka menyarankan untuk mengurangi dosis SSRIs, dan mengurangi jangka waktu penggunaannya hanya sampai 6 bulan. Atau bahkan tidak usah mengkonsumsi sama sekali.
Gejala-gejala menopause memang cukup mengganggu. Di samping dengan mengkonsumsi antidepresan, cara lain untuk mengatasinya adalah melalui terapi hormon. Sayangnya, tidak semua orang cocok dengan cara ini. Oleh sebab ituah Sheu merasa harus ada pengganti SSRIs yang lebih aman untuk tulang.
Sembari menanti obat pengganti antidepresan, kita bisa melakukan hal-hal untuk memberikan perlindungan lebih bagi tulang kita, seperti mengkonsumsi cukup kalsium, vitamin D, dan berolahraga.