Kawat Gigi: Sekedar Ikut-Ikutan atau Fungsi?
Kawat gigi masih menjadi tren di kalangan remaja dan dewasa masa kini. Tapi, apa iya sudah benar penggunaannya?
Kawat gigi alias behel masih menjadi tren di kalangan remaja hingga dewasa. Meski tren ini sempat sangat populer di awal tahun 2000-an, kini tren tersebut masih terus bertahan di Indonesia.
Fungsinya memang untuk merapikan gigi, tapi banyak yang sering melupakan syarat dan ketentuan penggunaannya.
Kawat gigi sendiri baru muncul mulai tahun 1980-an dan mencapai puncak kepopulerannya pada awal tahun 2000-an di Indonesia.
Apapun jenis, model, maupun bahannya, prinsip kerja kawat gigi sama saja, yaitu sebagai pegas pendorong atau penarik gigi. Jadi, kawat gigi bukan hanya sebagai penghias gigi.
Oleh karena itu, sebaiknya pemasangan kawat gigi hanya dilakukan oleh dokter spesialis perapi gigi (orthodontist).
Perlukah Pasang Kawat Gigi?
Jika susunan gigi normal, geligi berbaris rapi atau antara gigi atas dan bawah bisa tepat mengatup, oleh karena itu tidak perlu dipagari.
Namun tidak semua orang sudah bagus susunan giginya. Angka kejadian kelainan susunan geligi dan pengatupan rahang di Indonesia konon mencapai 80%.
Kelainan susunan geligi sendiri menjadi masalah gigi terbesar ketiga setelah gigi berlubang dan penyakit gusi. Jika gigi-geligi terlalu berjejalan, maju-mundur, bergingsul, atau jarang, sebaiknya kawat gigi digunakan untuk merapikannya.
Kawat gigi juga dapat dipakai pada orang dengan kondisi rahang bawah normal, rahang atas maju (tonggos), dan rahang bawah maju (cakil).
Jika tidak cepat ditangani, kelainan-kelainan tersebut akan membuat proses sikat gigi kurang maksimal sehingga gigi gampang berlubang, karang gigi, gusi berdarah, dan memunculkan bau tidak sedap.
Penyebab Kelainan Gigi
Kelainan geligi biasanya disebabkan oleh faktor genetik, pola makan, serta perilaku.
Faktor Genetik
Pernikahan campuran antara pria dengan karakteristik rahang & gigi besar dengan perempuan berahang dan bergigi kecil akan menyebabkan perpaduan gigi keturunannya yang berahang besar dan gigi kecil. Hal ini dapat mengakibatkan jarak gigi yang renggang, sehingga perlu pemakaian kawat gigi.
Pola Makan dan Perilaku
Benih gigi mulai tumbuh saat janin berusia tiga bulan. Jika sang ibu suka makan ikan (kaya kalsium, vitamin A, dan D), maka rahang si jabang bayi pun akan ikut menguat.
Sebaliknya, jika bayi terlalu lama dibiasakan makan makanan lunak, maka rahangnya tidak akan berkembang.
Gigi bertumpuk juga seringkali diakibatkan oleh seringnya anak mengisap jari atau dot di atas usia enam tahun.
Kapan Sebaiknya Pasang Kawat Gigi?
Normalnya, orthodontist akan menyarankan pemasangan kawat gigi pada akhir masa gigi campur atau ketika anak memasuki usia pubertas (umumnya 12 tahun).
Oleh karena itu, jika sudah cukup dewasa maka semua orang bisa menggunakan kawat gigi.
Selain itu, untuk memastikan gigi pasien dipagari dengan benar, maka orthodontist juga akan mengamati dan mengambil data pasien selengkap mungkin, mulai dari pemeriksaan klinis (pencatatan gigitan dan kesimetrisan gigi) hingga masalah seperti gigi berlubang, karang gigi. Karena jika ada, harus ditangani terlebih dahulu hingga gigi benar-benar bersih dan sehat.